Sunday, August 10, 2014

Sembilan

(Sebelumnya maaf kalau ini bukan ulasan resmi yang formal dan mengikuti kaidah. Ini murni impresi saya, apa yang saya dapat secara pribadi, dan apa dampaknya dengan kegiatan yang sedang saya jalani.)

(photo by @GagasMedia)
Itu meja saya, paling ujung, kursi kosong, karena saya sedang salat Ashar

Jadi tanggal 9 Agustus lalu saya mengikuti acara Tantangan Menulis bersama Windry Ramadhina yang diselenggarakan oleh Gagas Media. Dari acara yang menyenangkan itu, setidaknya saya mendapat sembilan pelajaran seperti:

1. The Kiosk Baltos lebih kece dibanding cabang The Kiosk yang lain
Suasana romantisnya dapet, nuansa sendunya juga oke, seperti buku-buku yang dikarang penulis tamu. Mushollanya juga lumayan. Cuma kamar mandinya jauh, harus keluar lagi dan bayar seribu. Bagi yang ingin ke Baltos harap mengingat ini.

2. Teori dunia makin menyempit itu nyata
Saya satu meja dengan tiga orang--Teh Ria, Tria, dan Hanan--dan kami saling ngobrol bahkan sampai kru Gagas sudah pulang. Yap, kami yang pergi paling akhir. Selain karena menunggu 'jemputannya' Tria, kami juga membahas banyak hal. Tadinya saya tidak berharap apa-apa dari acara ini, hanya mengisi waktu dengan latihan nulis dan sedikit sosialisasi. Di akhir, saya malah dapat notebook dari Teh Jia Effendie selaku penyelenggara dan tiga akun twitter untuk di-follow.

Ketika saling membalas mention, tiba-tiba Alsyafi, teman kecil saya yang sudah lama main bareng (dan mirip Fuji Shusuke, serius. Sayangnya lebih muda) membalas 'asik, kak ifa temenan sama tria sama hanan' dan saya langsung, 'bentar. jangan-jangan kalian sekelas?' dan memang iya. Baiklah, jauh-jauh ke Bandung ujungnya ketemu Alsyafi lagi.

Lalu saya cerita tentang percakapan singkat--dan benar-benar singkat--dengan Teh Jia, yang Nurul kenal. Nurul, teman kuliah saya yang pernah nginap bareng dan bikin Ice Cream Friday, lalu berkata, "Teh Jia itu anaknya teman Mama. Coba nanti tanya, kenal Bu Eti, nggak?" dan saya langsung, "SERIUS, NU?" Saya pikir Nurul kenal beliau karena pernah ikutan acaranya Gagas juga.

Dan Teh Ria... hmm, tidak sepenuhnya asing, sih, karena ternyata beliau lulusan DKV ITENAS yang jago gambar bermediakan cat air... CAT AIR SODARA-SODARA. Watercolor painting is my Kryptonite. Pokoknya, apa pun yang terjadi, insya Allah saya ingin salah satu buku saya berisikan ilustrasi beliau. Aamiin (Teh Ria baca ini, kan? Hehe)

3. Jangan percaya dengan pelayan The Kiosk di atas jam lima sore, terutama yang pria
Karena sudah minta pesanan berkali-kali masih saja dicuekin. Tapi terbayar sama tempatnya yang bagus, mimin twitternya yang ramah dan makanannya yang enak.

4. Urang Bandung ternyata pemalu.
Waktu tantangan menulisnya selesai, ada jeda untuk lanjut ke acara berikutnya yang diisi oleh Teh Jia. Di situ Teh Jia menawarkan satu buah notebook cantik yang desainnya bikin kita bilang 'Valar Morghulis' nggak tahu kenapa. Syaratnya cuma maju ke depan dan ceritakan apa yang tadi kita tulis. Sederhana.

Tapi ternyata, yang mengangkat tangan hanya saya dan Hanan.

Saya sendiri mengangkat tangan karena A. Banyak orang asing, nggak akan ketemu lagi paling, B. Itu buku cantik banget! Kapan lagi dapet gratisan barang bagus? C. Kesurupan Owe (ini juga terjadi waktu makanan nggak datang-datang, saya datangi 2 pelayan dan akhirnya Mbak MC untuk meminta hak. Saya bukan tipe yang seperti itu tadinya). Maafkan saya, Hanan, kamu nggak jadi maju karena ceritamu belum beres. Alhamdulillah saya yang dapat kesempatan itu.

Jadi, lain kali saya ikutan acara Gagas lagi, saya nggak akan ragu untuk norak. Hadiahnya bagus-bagus! (Dan jadi belajar banyak juga karena cerita saya salah haha. Biarkan.)

5. Kalau minta jemput sama orang yang malas keluar jauh, bilang saja jemput di depan gang.
Tapi gang yang paling jauh sama rumah.

6. Baca-baca tentang apa yang akan dibahas sebelum acara
Saya tahu flashfiction, malah saya pernah bikin cerpen yang cuma satu adegan dengan twist di belakang, tapi kenapa bisa lupa pas sudah waktunya menulis? Salah saya, memang. 

(yang ini rahasia) 7. Menang atau kalah, kita tetap ditraktir
Terima kasih, Gagas Media! Hehehe

8. Tapi jangan lupa juga bawa uang lebih, kalau-kalau nanti tertarik dengan jajanan yang lain
Atau tiba-tiba pihak Gagas melihat blog ini, lalu berpikir, "Ah, beneran aja deh, nanti! Yang kalah di Tantangan Menulis harus setidaknya menanggung kekalahan mereka!" tapi syukurlah itu cuma ada di imajinasi saya. Saya yakin penerbit itu baik sekali dengan aspiring writers. Malah Teh Jia sempat tanya di awal, "Kalau nanti ada acara kayak gini lagi, mau ikutan, nggak?" Selama saya bisa datang dan acaranya di Bandung, saya dengan senang hati akan meramaikan dan membantu program kerja Teteh terlaksana dengan baik kok, tenang saja.

9. Adakah penulis cowok yang perutnya sixpack?
Nanti saja dijawabnya.

2 comments:

  1. Ifaa.... ya Allah, maafkan aku baru baca lagi postingan kamu ini. Tadi sempet kepoin twittermu eh ujung2nya nyasar ke blog kamu. :)

    err.. no.9 LOL :D :D :D :D
    aduh mereka mungkin lebih milih ke coffeeshop daripada ke gym kali ya, Fa? hahaha

    Oya, Selamat ya novel barunya udah terbit. Kasih tau aku kalo bisa PO atau semacamnya, yang penting aku pengen novelnya yang ada tandatangannya Ifa.. hehe.
    Btw, kalo Ifa butuh ilustrasi mah bilang aja, dengan senang hati. atau kalo mau minta aku ajarin cat air juga hayuu..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Eeeh Teteh... aku pun baru lihat komennya. Maafkan juga baru dibalas. Kayaknya memang agak susah kalau nyari inspirasi nulis di gym, jadinya malah inspirasi di bidang lain :P

      Makasih Teh Ria udah baca, dan AAAH SERIUS TEH? Mau banget belajar cat air! Harus kuatin manualnya lagi, nih! Hahaha. Insya Allah bakal ada di toko buku Teh, kalau sekarang baru bisa pesan ke tobuk online. Makasiiih lagi Teteh cantik ;)

      Delete