Tuesday, March 16, 2021

Reimagined Design: Wattpad Cover


Apa yang lebih membingungkan dari memikirkan satu naskah? Memikirkan dua naskah. Yang satu dalam masa revisi, satu lagi masih tahap dituliskan. Maka, untuk membersihkan kepekatan pikiran (?) atau sebagai transisi dari naskah yang sudah direvisi ke menulis naskah yang masih berlanjut, saya mengisinya dengan... ya, betul, mendesain kover lagi.

Namun, saya stuck memikirkan buku apa lagi yang bisa saya reimagine kovernya. Kemudian saya ingat ada satu menfess di autobase khusus pembaca dan penulis Wattpad di Twitter, yang bunyinya kira-kira begini: Ada yang mau aku bikinin covernya? Gratis, itung-itung latihan. Ini contoh cover yang pernah aku buat. Dan reply-nya lumayan juga, ada tiga atau empat yang berminat. Berarti, mungkin saja kebutuhan akan kover masih diminati di Wattpad.

Jadi, langkah pertama yang saya lakukan adalah mengirim menfess berikut.


Iklan di menfess

Kenapa pakai 'syarat'? Satu, karena saya lebih mudah kepikiran mau ngedesain apa setelah baca ceritanya, lebih bagus kalau sudah ada ending-nya--barangkali ada plot twist atau perubahan signifikan dari awal kisah. Dua, genre yang saat ini nyaman buat saya desain kovernya adalah dua genre itu (semoga bisa nambah seiring ke sana). Saya juga belum bisa buat kover fanfic karena yang populer adalah fanfic idol, sementara pengetahuan kekoreaan saya bare minimum. Kebanyakan orific yang pernah saya baca juga, meski cuma face claim, ternyata ada sifat dan kebiasaan sang idol yang juga masuk ke tokoh rekaannya. Can't blame it, I was elbow-deep in fanfiction too so I know the feeling, tapi ternyata ada yang ke-trigger dan protes seakan saya mengimplikasikan orific nggak masuk karya orisinal. Padahal karena sayanya aja yang kudet soal per-KPop-an haha, bukan bermaksud mengecilkan atau gimana. Yah, begitulah risiko menjadi sender anonim di autobase.

Respons yang saya dapat ternyata menakjubkan. Yang berminat sebetulnya cuma empat, tapi yang retweet dan like serta reply dengan kata-kata penyemangat cukup banyak. Tadinya saya memang cuma cari satu, tapi setelah dipikir lagi, nggak apa-apa deh dua, biar kayak postingan book cover sebelumnya. Oh ya, kenapa saya cari cerita, nggak langsung desain aja cerita Wattpad yang saya mau? Karena Wattpad platform interaktif yang penulisnya bisa langsung komentar balik pembacanya, tidak seperti buku yang  jika sudah dilepas keluar jadi hak milik banyak orang, saya juga ingin ada timbal-balik dari author-nya, termasuk persetujuan saat ceritanya dibuatkan kover.

Setelah dipilah-dipilih, ada dua cerita yang buat saya paling memungkinkan untuk didesain kovernya. Namun, yang satu ternyata masih ongoing, meski akhirnya saya buat pengecualian karena dua cerita lain yang tidak saya ambil sudah punya kover yang bagus dan senada dengan cerita-ceritanya yang lain--and I wouldn't change a thing for their cover designs. Berikut dua desain yang sudah saya buat.

PERSONAL PROJECT - WATTPAD COVER REIMAGINED


Work Wattpad ini mengisahkan tentang seorang editor bernama Zara yang ditugaskan mengedit naskah milik seorang penulis bernama Abian, yang ternyata lelaki dari masa lalunya. Di satu sisi, rekan kerjanya, Mas Nafta, menaruh perhatian pada Zara. Apa Zara menerima kembali Abian setelah menyelesaikan semua yang terjadi sebelumnya, atau membuka hati pada yang lain?

Saya langsung ingat Dance For Two-nya Tyas Effendi ketika mengetahui premisnya, yaitu kisah cinta antara penulis-editor (atau Writer Vs. Editor dari Ria N. Badaria, tapi saya belum baca yang itu). Meski latarnya di Solo yang terkenal dengan budaya tradisionalnya, unsur perkantoran seperti yang sering dicari para pembaca chicklit tetap ada. Saat me-reply twit menfess saya, author-nya tidak mencantumkan request apa pun, jadi saya ambil inspirasi untuk color palette dari kover sebelumnya. Kayaknya warna hijau dan jingga jadi warna kesukaannya (?) dan terlihat jelas bahwa kover yang 'harfiah' menjadi preferensinya.

Jadi, saya ikuti dulu dengan memberikan ilustrasi seorang perempuan yang tidak jadi saya pakai di kover #1 di postingan ini. Pertama, saya kepikiran color block ala-ala salah satu edisi Normal People dengan type serif modern. Terus, saya bikin satu lagi yang style-nya lebih santai, lebih Wattpad alih-alih buku cetak komersil, dengan brushstroke dan ornamen di sudut. Sayangnya, dua-duanya tidak beresonansi dengan saya. Kayak, desain ini bukan saya yang buat, dan jauh dari apa yang saya visualisasikan.

Akhirnya setelah browsing beberapa desain chicklit buku terbitan luar, saya buat lagi, kali ini dengan memikirkan apa yang saya tidak suka alih-alih suka. Gradien. Saya kurang suka gradien. Namun di sini, saya coba membuat gradien yang tidak begitu halus untuk sedikit tekstur, kasih judul dalam type retro, lalu elemen perkotaan untuk menegaskan ke-chicklit-an (haha) ceritanya. Dan, tanpa ilustrasi perempuan. Barulah setelah jadi saya merasa bahwa yang satu ini lebih mewakili visi saya.

Meski berbeda dari desain di kover sebelumnya, saya harap ceritanya yang mengangkat tema besar self-love tetap bisa tersampaikan. Saya suka lihat dan memperhatikan lettering self-love affirmation di akun art IG dalam gaya retro modern, untuk itu saya coba terapkan juga di sini. Judul yang 'banyak' dan seolah semakin turun semakin jelas diambil dari flashback Zara bersama Abian dan filosofi 'akankah Zara berhasil melepas masa lalunya?' haha. Bintang-bintang di situ selain jadi pemanis juga simbol kegiatan stargazing tokoh-tokohnya di Temanggung. Hmmm, jadi kangen stargazing juga...

Hasilnya:

Kover versi Wattpad

Kover versi buku

Author-nya bilang dia suka desainnya, dan ini melegakan meski tampaknya memang lebih suka kover yang literal dengan ilustrasi editor perempuan. Dan meski bukan desain ini yang dipakai di Wattpadnya, setidaknya saya punya bahan buat latihan karena memang itu tujuan awal saya. Penulisnya berhak mau pakai desain buatan saya atau disimpan jadi koleksi.

Namun, gimana menurut kamu? Apa sudah cukup chicklit dan marketable? :P


Yang kedua ini teenfic, dan ceritanya berpusat pada tiga tokoh utamanya--Kinan, Gaha, dan Selin. Kinan suka Gaha, tapi Gaha suka Selin. Namun, suatu hari, Gaha tahu rahasia Kinan, yang membuatnya simpati. Namun ketika perasaan Kinan mau berbalas, Kinan justru menjauh karena mengetahui sesuatu yang disimpan Gaha darinya. Hmmm apakah itu? Hehe. Baca sendiri aja, ya.

Brief-nya hanya satu, warna-warna pastel. Hell yeah, angsty pastel! Paling senang kalau ketemu cerita rada kelam yang dibungkus kalem begini, haha. Warna pastel pun dipilih karena menurut author-nya menggambarkan esensi teenfic. Saya memilih mauve dan--lagi-lagi, yang saya kurang suka--hijau, karena biar adil dengan desain pertama, haha. Gimana caranya saya pakai unsur yang kurang klik dengan saya, tapi hasil akhirnya harus bisa terlihat seperti 'saya banget'. Riset pun dimulai dari melirik kover-kover YA mulai dari yang favorit, rilisan baru, sampai rilisan mendatang, dan semuanya nyaris sama: memakai ilustrasi otentik.

Kalau gambar saya kurang masuk di work Wattpad pertama, mungkin di cerita yang ini lebih cocok. Dan ya, saya pakai juga gambar itu. Karena ceritanya belum selesai, saya mengintisarikan desainnya lewat judul dan keseluruhan vibe cerita. Frasa linger on mengingatkan saya akan parfum yang terus terhidu walau pemakainya sudah berlalu, seseorang yang terasa selalu ada di dekat kita meski kita menjauhinya, perasaan yang tak akan pernah hilang. Jadi rasanya perempuan menghadap belakang cocok juga wkwk. Saya juga lettering judulnya sendiri (meski jelas tidak sebagus emo sis @themoonlitescript hehe) seolah huruf-hurufnya terus menyambung. Satu-satunya yang bukan gambar atau tulisan buatan saya cuma type nama penulisnya. Terakhir, saya pakai overlay buat menyatukan warna-warnanya dan sedikiiit tekstur di latar belakang walau nggak kentara, tapi buat saya cukup terasa lebih dimensional (saya belum bisa bikin yang benar-benar flat gitu, pengin tapi kok rasanya ada aja yang kurang). Dan, jadilah desain kover pertama saya yang pakai ilustrasi sendiri wkwk.

Hasilnya:

Kover versi Wattpad

Kover versi buku

Saya senang sekali mendapati author-nya suka dan bilang kover ini bagus baginya. Kover ini juga jadi dipakai, menggantikan kover sebelumnya. Padahal saya sempat nggak pede sama ilustrasinya karena kurang rapi (menurut saya), tapi semoga saja dia tidak keberatan dengan itu.

Oh ya, ini juga tergolong cepat bikinnya, mungkin karena saya sudah yakin sama konsep awalnya. Dan, dilihat-lihat lagi, mungkin saya bukan kurang suka warna hijau, tapi kurang suka warna hijau rona tertentu. Kalau pastel gini sih, dilihat-lihat lucu juga hehe.

Penutup

Mendesain kover Wattpad sedikit berbeda dengan mendesain kover buku untuk diterbitkan. Pertama, dari ukurannya. Optimalnya kover Wattpad beresolusi 512 x 800 piksel, sehingga lebih panjang dari kover novel standar. Untuk itulah di versi kover buku sampul depannya jadi agak kepotong. Kedua, modenya jelas beda--cetak CMYK, Wattpad RGB. Ini nantinya berpengaruh ke warna yang tampak. Ketiga, meski sama-sama harus terlihat dari ukuran thumbnail, bagi saya kover Wattpad lebih 'dituntut' untuk clean, simple, dan mencolok dalam artian sesuai dengan selera pembacanya. Biasanya tiap genre bisa ketahuan dari sampulnya, misalnya vector idol buat FF atau yang bernuansa moody magic buat fantasi. Dan, simple bukan berarti nggak boleh banyak elemen, tapi tampak jernih aja gitu, karena kita cuma bisa lihat dari layar, bukan disentuh. Bisa aja kan, layer-nya banyak tapi porsinya sedikit-sedikit? Sekadar buat nambah detail biar nggak terasa terlalu datar kayak di desain #2. Kalau di buku cetak, kita bahkan bisa cari easter eggs di sampulnya jika ada karena bisa diraba dan dilihat dari dekat.

Mendesain kover work orang lain juga memberi saya pengalaman seolah-olah bekerja dengan klien, beda dengan reimagined sebelumnya yang sesuka hati. Kalau author tidak memberikan brief warna pastel, mungkin saya juga mendesainnya lewat rute lain. Saya pun dapat reaksi author setelah selesai. Jadi kepikiran, berapa banyak killed covers yang seorang desainer kover profesional punya, ya? Karena pastinya jarang banget satu kali desain langsung disetujui. Mungkin karena itu banyak desainer yang punya killed cover section sendiri di portofolionya (dan bagus-bagus!). Malah, saya pernah baca salah satu proses desain yang menggunakan killed cover buku lain, meski pada akhirnya bukan opsi desain itu yang dipilih penerbitnya. Memang ya, proses berkarya itu nggak pernah selalu A-B-C, tapi bisa juga A-K, A-B-D-C, atau malah C-A-B. Ya, begitulah inspirasi. Karena jarang menyambar tiba-tiba, ya harus kita kejar sampai dapat, bagaimanapun nanti prosesnya.

Terima kasih sudah mengikuti cover designing saga ini, terutama dari postingan redesigned pertama. Semoga berikutnya bisa posting tentang buku dan naskah lagi, atau keisengan lain wkwk. Jadi, apa menurut kamu saya udah boleh buka cover shop? Haha. Kayaknya mah belajar dulu aja ya, lagian bingung juga mau nentuin rate-nya... Berapa ya, kira-kira buat satu desain? Ada saran? :D

No comments:

Post a Comment