Sara yakin empat belas tahun lalu tidak seperti ini.
Hutan ini boleh saja sama, dengan bau pepohonan dan udara akhir musim semi yang panjang. Jalan yang ditelusurinya pun serupa, sisi-sisinya dipenuhi semak dan bunga.
Hutan ini boleh saja sama, dengan bau pepohonan dan udara akhir musim semi yang panjang. Jalan yang ditelusurinya pun serupa, sisi-sisinya dipenuhi semak dan bunga.
Namun Sara masih menganggap pemuda di depannya sebagai anak
berumur dua belas, yang menyanyikan Imse Vimse Spindel[1] sepanjang jalan. Dan ia masih seorang gadis sepuluh
tahun menenteng keranjang rotan, tak sabar memenuhinya dengan smultron[2] untuk membuat ostkaka[3] bersama anak laki-laki itu.
Ia
baru kembali ke Uppsala setelah berkarier di New York. Tapi
Klas, tetangganya sejak kecil sudah jauh berubah semenjak ia terakhir
melihatnya di SMA. Tingginya, bahunya, rambutnya. Dan sepaham-pahamnya
Sara
akan bangsanya yang benci basa-basi, tidak ada yang lebih irit kata
dibanding
Klas versi dewasa.
Pagi tadi Sara memintanya menemani memetik smultron. Misinya satu—membuat Klas
ingat. Mereka sudah lama tak saling bicara, semenjak pubertas datang dan
meningkatkan kecanggungan. Sekembalinya dari Amerika, Sara ingin setidaknya
mengenang masa itu, jika berteman lagi dengan Klas adalah sesuatu yang
mustahil.
“Så, varför du vill
plocka smultron?[4]” tanya Klas.
Mereka lalu memetik smultron
yang merah bulat menggoda. Diambilnya ilalang dan dimasukkannya smultron satu per satu seperti satai, menandakan
namanya. Berries in a straw.
Strawberries.
Sara sudah menyiapkan jawabannya. “Aku ingin membuat ostkaka.”
Klas lanjut memetik. Sara menghela napas. Mungkin Klas tidak ingat
mereka pernah memetik smultron bersama
dan membuat ostkaka meski gagal.
Mungkin sudah waktunya mereka melupakan memori naif itu dan melanjutkan hidup.
“Ini. Kuharap cukup.”
Klas menyerahkan barisan smultron-nya
pada Sara. Sara mengambilnya dan memasukkannya ke dalam keranjang. Untuk
sekarang, mengulangi kejadian indah itu saja tampaknya sudah cukup. Ia
sebaiknya tak lagi berharap lebih.
“Namun,” ujar Klas, “pastikan cottage cheese-nya kering agar tidak gagal lagi.”
Hati Sara seketika menghangat. Ia menoleh pada Klas, yang
perlahan membentuk senyum tipis di wajahnya, lalu tertawa kecil. “Väl[5], maukah kau
membantuku lagi?”
***
[1] Bahasa Swedia untuk lagu anak Incy Wincy Spider
[2] Wild
strawberry, atau Fragaria vesca (Alpine strawberry) adalah jenis stroberi
liar yang biasa tumbuh di dataran Skandinavia. Memetik smultron adalah tradisi anak-anak Swedia dimana mereka pergi ke
hutan (biasanya didampingi orangtua) dan bebas memetik buah itu, sehingga erat kaitannya dengan kenangan masa kecil.
[3] Cheesecake
asli Swedia. Ost artinya keju dan
kaka artinya kue. Kue ini tidak
memakai tepung atau telur sebagaimana cheesecake
populer bergaya New York, jadi rasanya lebih lembut. Biasa dihidangkan
dengan buah beri-berian seperti stroberi, blueberry,
lingonberry, dsb.
[4] Jadi, mengapa kau mau memetik smultron? (Swe.)
[5] Well
No comments:
Post a Comment