Tidak ada yang menyangka, atau setidaknya saya sendiri, bahwa saya akan tenggelam kembali ke dalam lubang ini. Saya yang dulu berkali-kali bersaksi tidak akan balik ke perihal gegambaran lagi, sekarang justru perlahan menggeser twit pop punk-nya menjadi post original art dan fanart. Bensin dari produktivitas baru yang berjalan setahun belakangan ini, tak lain dan tak bukan, tentu saja menonton anime sumbernya dan dalam kasus ini adalah franchise Digimon.
Tunggu, franchise?
Buat anak 90-an, kita mungkin kenal siapa Taichi dkk. di Adventure. Atau malah sampai Daisuke dkk. di Adventure 02. Saya pribadi setelah tahu yang ketiga bukanlah lanjutan Adventure, saya berhenti nonton di Indosiar, tidak seperti bapake suami yang lanjut ke Tamers, Frontier, dan Savers/Data Squad. Akhirnya, bapake ajak saya nonton bareng Tamers yang katanya paling bagus rating-nya. Dari situ, saya tidak bisa setop, dan setelah menyelesaikan Frontier, saya ingin menulis apa saja kesan-kesan saya, apa yang beda dan apa yang sama, juga sedikit saran (?) untuk yang baru mau coba nonton. Meski sudah 25 tahun, saya kaget dan senang kartun jadul ini masih sangat relevan (!!!).
Jadi, ya, empat seasons! Maratonnya dimulai dari Tamers, lalu ke Savers, disambi Adventure 01 dan 02, dan yang terakhir Frontier. Dari keempat (atau lima kalau Adventure dipisah) itu, yang pernah saya ikuti sebelumnya adalah Adventure dan Frontier. Namun, karena sudah sangat lama, impresi yang saya tulis di sini serasa sensasi baru nonton, dan karena aura nostalgianya makin lama memudar, saya harap saya juga jadi lebih objektif. Bagaimanapun, saya versi sekarang menontonnya dengan backing-an buku-buku fantasi lain, materi kelas menulis, dan pengalaman hidup yang lebih panjang ketimbang saya yang masih SD.
Oh, ya, urutannya acak, ya. Tidak menyesuaikan dengan apa pun.
• Digimon Savers/Data Squad (2006)
Kita mulai dari yang paling baru di antara empat yang lain. Dengan jarak yang cukup jauh dari seri pertama yaitu tujuh tahun, Savers mengusung tokoh manusia sebagai rescuer digimon yang tersasar ke dunia manusia dengan mengembalikannya ke dunia digital secara etis. Jadi ada lembaga resminya gitu, namanya DATS (Digital Accident Tactic Squad). Awalnya memang terkesan kayak digimon-digimon itu murni lompat dunia, tapi lama-lama ternyata ada manusia yang sengaja memanfaatkan kemampuan digimon untuk kepentingannya sendiri. Kasus yang sejenis ini makin lama makin banyak, sampai akhirnya terungkaplah sesuatu yang lebih besar dari itu, dan kru DATS harus berkelana ke dunia digital untuk mencari jawabannya.
Sumber: Wikipedia |
Savers ini plot-driven, benar-benar makin ke sana konfliknya makin naik, dengan bumbu misteri di awalnya. Seru banget ikutin tebak-tebakan di awal, kenapa bisa ada digimon lepas terus, sampai kenapa ada anak manusia yang menganggap dirinya digimon (aren't we all when we were kids π€«). Dari pertengahan, pertempuran klasik good vs evil dimulai, tentunya dengan khas Savers yang tokoh-tokohnya kebanyakan dewasa, tidak seperti seri-seri Digimon sebelumnya. Masaru sendiri baru 14 tahun, tapi aura Tokyo Revenger darinya bikin dia kelihatan lebih tua dan kuat dari usianya.
Karena plotnya heavy dan cara kerja dunianya cukup teknis, momen pertarungan dan misterinya mendapat porsi lebih banyak daripada momen perkembangan karakternya (malah, character arc-nya Masaru bisa dibilang datar). Latar belakang keluarga yang menarik dan paling unik adalah milik Touma. Tidak diberitahu siapa Yoshino selain adik yang dibawah bayang-bayang, atau mengapa ibu Masaru, Sayuri, begitu tenang menghadapi kemelut dua dunia yang dibawa anaknya ke rumah ditambah suami yang hilang entah ke mana. Bahkan ketika papanya Masaru kembali pun, beliau malah mengizinkan Masaru pergi seolah keluarga itu nggak punya trauma dengan dunia digital, padahal adik Masaru, Chika, hampir jadi korban. Saya pengin tahu lebih tentang sisi itu, mungkin karena di Adventure salah satu yang paling membekas adalah latar belakang keluarga tokoh-tokohnya—yang bikin saya attach sama mereka dan teringat sampai dewasa.
Digimon protagonisnya sama dengan Taichi, Agumon, tapi versi Crows Zero haha (dia panggil Masaru 'aniki'). Desainnya juga sedikit beda dengan lubang hidung lebih besar (entah mengapa???) dan claw harness. Selain digimon-digimon protagonis, yang lainnya mengambil digimon dari franchise yang sudah tayang lebih dulu, sampai ke Royal Knights juga (yang ada di Frontier, ditambah digimon tipe pemungkas lain). Saya nggak nonton ini waktu tayang di TV, tapi rasanya kayak sekilas balik lagi ke mid-2000s ketika anime seperti ini memengaruhi gaya menggambar saya dan lagu temanya punya sentuhan pop punk haha π
Touma jutek π wkwk. Aslinya penyayang. Referensi outfit dari episode-episode akhir. |
• Digimon Adventure (1999)
The OG one, yang selalu di-refer tiap orang bilang 'digimon', yang kebanyakan jadi Digimon pertama mereka termasuk saya. Taichi, Yamato, Sora, Koushiro, Mimi, Joe, dan Takeru yang sedang Persami tanggal 1 Agustus tiba-tiba saja terdampar di Pulau File, suatu tempat di dimensi lain yang bernama dunia digital. Ternyata mereka anak-anak yang dipilih kekuatan mistis di sana untuk menyelamatkan tempat misterius nan indah itu dari cengkeraman digimon-digimon jahat yang ingin menguasai dunia digital dan dunia manusia.
Sumber: Wikipedia |
Sebelum ke bagian objektif, saya mau cerita sedikit kenapa seri ini berarti sekali buat saya. Jadi, waktu SD saya naik jemputan dari rumah di Jati Asih ke sekolah di Pondok Gede. Saya dan teman-teman jemputan sudah kayak 'geng' sendiri, dan kami sering main peran dari acara atau kartun yang lagi tayang. Saat Adventure ada di TV, otomatis kami bagi-bagi peran. Mereka berpendapat—dan saya juga mengiyakan—bahwa saya Hikari (jadi saya nggak punya peran selama 20+ episode karena menurut mereka saya bukan Sora atau Mimi. Pas Hikari datang, semuanya sepakat haha). Yang jadi Taichi benar-benar nggak takut apa pun, yang jadi Yamato tiba-tiba sok cool, kocak pokoknya. Suatu hari, sopir jemputan kami nggak tahu kenapa ambil jalan kampung. Tahu-tahu, bensinnya habis. Akhirnya kami ditinggal di kebun antah berantah karena sopirnya harus jalan cari bensin. Ya, takutlah kami, mana masih jauh. Saya sendiri nangis gara-gara kena lemparan plastik yang isinya pipis π pokoknya kacau isi mobil itu.
Akhirnya kami main Digimon. Kami bilang ke satu sama lain, "Kamu kan, Taichi, dia itu pemberani!" "Kamu kan, Koushiro, emblemnya Pengetahuan!" dan kami semua menjalani peran itu... yang jadi Koushiro cari tahu kami sedang ada di mana. Yang jadi Taichi menyemangati dan menenangkan yang lain. Yang jadi Yamato jagain yang kecil-kecil. Yang jadi Sora bagi-bagi makanan. Dan sebagainya. Peran saya simpel karena Hikari baru muncul, tapi saya jadi nggak nangis lagi. Situasi pun reda, kami jadi lebih sabar menunggu, dan kami lebih optimistis bahwa sopir akan datang sebentar lagi (yang tak lama terbukti).
Kebun di kampung bukan File Island, tapi sense of survival Anak-Anak Terpilih menginspirasi kami yang ditinggal di mobil mogok. SEGITU berpengaruhnya konsep Adventure di anak-anak. Itu juga yang bikin delapan tokoh ini teringat sampai sekarang. Trope khusus Digimon yang akan ditemukan di seri setelahnya (berpencar/terpencar, evolusi sesuai perkembangan emosi, found family, dll.) pun dimulai dari sini.
Dunianya cantik, whimsical, mentally-I'm-here kind of vibes, kayak lagi mimpi indah petualangan. Cuma di Adventure yang menggabungkan lanskap alam dunia fantasi dengan teknologi modern seperti trem, vending machine, dan bilik telepon umum. Cara kerja atau magic system-nya sesuai dengan worldbuilding yang soft, mudah dicerna dan menghubungkan perkembangan karakter pribadi dengan digimon juga interaksi antara Anak Terpilih. Meski cozy, stakes-nya tinggi, bahkan di awal langsung dikenalkan dengan kematian dan perselisihan dan pengkhianatan, belum lagi krisis eksistensial (salah satu bagian favorit dengan Yamato-Gabumon dan Sora, kayak kasih contoh apa yang harus dilakukan). Kalaupun nggak ada nostalgianya, saya akan tetap merasa seperti sedang mengalami masa kecil lagi. They know how to write children and how their parents should accompany them in their journey. Buat saya, ini benar-benar definisi comfort show π✨
• Digimon Tamers (2001)
Kami mulai nonton ini dari bulan puasa lalu, jadi kami sahur ditemani Takato dan Guilmon. Semesta Digimon di sini menggunakan istilah tamer untuk anak yang memiliki digimon dan membantunya berevolusi—bukan partner—meski lama-lama masing-masing anak menyadari bahwa mereka bisa jadi sahabat. Tamer juga sebutan untuk anak yang bermain kartu digimon dan dari situlah Takato mendesain Guilmon yang nantinya menjadi data yang nyata. Ada tiga tokoh utama di sini yaitu Takato yang sangat soft boy, Jian Liang/Jenrya yang blasteran Hong Kong dan jadi figur kakak buat Takato, serta Ruki sang gaslight gatekeep girlboss digimon queen dengan character arc bertema female familial relationship yang bikin terharu.
Sumber: Digimon Wiki Fandom |
Saya jadi mengerti mengapa season ini ditasbihkan jadi yang terbaik oleh penggemar. Satu, they do not hold back anything. Digimon lawan yang mengusung konsep Deva digambarkan destruktif dan seram dan membuat kerusakan nyata. Dua, tiap episodenya bersambung di tengah, jadi nggak ada filler. Kadang kami harus nonton lagi episode sebelumnya biar lebih mengerti. Kayaknya kalau dulu nonton pas masih seminggu sekali bakal banyak ketinggalan π
Ketiga, tokoh-tokohnya fresh. Beda dengan di Adventure, tokoh utamanya tidak grasa-grusu serampangan seperti Taichi dan Daisuke, justru sangat hati-hati. Takato juga penakut, apa-apa nangis, yang sebetulnya sangat anak kelas lima sekali wkwk. Penokohan para digimonnya juga berbeda dan bervariasi. Ada yang lucu kayak Culumon, nakal kayak Impmon (tadinya dia yang mau dijadikan MC, tapi diganti), deadpan kayak Terriermon, dan elegan kayak Renamon. Guilmon sendiri jadi digimon protagonis terfavorit tahun ini! Adegan dia ditempelin stiker bunga sama Juri itu gemes banget π
Buat saya, selain hubungan Ruki dan mamanya juga redemption arc Impmon, highlight dari seri ini adalah tokoh Juri, teman-garis miring-gebetan Takato yang sering jadi tempat curhatnya juga. Juri ini sering menghibur Takato tiap dia galau, tapi ternyata dialah yang paling membutuhkan penghiburan [SPOILER ALERT // TW: suicide ideation, depression, abusive parent, alcoholism, death of a parent, parentification]. Sedih sendiri kalau ingat percakapannya sama Culumonπ latar belakang keluarganya jadi alasan kenapa dia pengin banget jadi tamer dan betapa menderitanya dia ketika [SPOILER ALERT // trope Leomon berlaku di sini]. Juri deserves the world, dia harus bahagia π’
Takato, Jenrya, dan Ruki juga tidak dimulai sebagai sahabat atau punya hubungan keluarga seperti di Adventure, dan sampai akhir pun nggak jadi buddy-buddy, tapi karakterisasi mereka berkembang. Akhirnya bittersweet dan lebih 'menutup' ketimbang Adventure 01 (makanya ada 02-nya). Magic system-nya jelas lebih hard, ditambah biro khusus yang mengawasi pergerakan digimon dan dunia digital, plus papanya Jenrya yang ternyata salah satu founding fathers dari teknologi proteinized digimon ini, jadi kadang ada beberapa bagian yang membingungkan atau terlalu cepat untuk diikuti bagi saya yang mencari hore-hore. Oh ya, opening theme song-nya ikonik! Wanna be the biggest dreamer ~♪
• Digimon Frontier (2002)
Sedikit dongeng lagi sebelum penjelasan mengapa Frontier seolah dibuat untuk saya: jadi, kali pertama saya nonton ini adalah saat kuliah, kind of buddy watching bersama seseorang yang kelak saya usahakan buat move on darinya haha. Long story short, saya beneran move on, dan bertahun kemudian melakukan binge-watch ini. Ternyata ke-move on-an itu entah bagaimana menghapus 99% memori saya akan Frontier dan bikin pengalaman menontonnya kali ini hampir kayak baru pertama lihat. Ada saat-saat seperti pas Kouji muncul, misalnya, yang tiba-tiba bikin tangan saya gerak sendiri menggambar dia dan teringat dulu saya pernah bikin fanart-nya, atau pas Calmaramon muncul karena itu kata yang saya dan "watching buddy" pakai untuk merujuk hidangan cumi-cumi. Namun, selebihnya blas nggak tahu apa-apa.
Sumber: Wikipedia |
Turns out it's a VERY good thing! Ternyata begini rasanya 'I wish I could watch this for the first time again' π Saya jadi bingung mau bahas dari mana karena latar, karakter, tema, konflik, sampai artstyle-nya begitu menyeluruh/kohesif. Lore dunia digitalnya kuat, para prajurit spirit dan heavenly bodies yang terinspirasi budaya serta sejarah keagamaan bagaikan cerminan dunia manusia itu sendiri. STRUKTURNYA RAPI BANGET, sampai tiap ada hint sekecil apa pun yang muncul langsung bikin penasaran dan nggak sabar buat nonton episode selanjutnya! Dari awal Adventure saya nggak terlalu ambil pusing sama desain para digimon, kalau keren ya keren, lucu ya lucu, tapi nggak begitu mempermasalahkan miripnya atau gimana. Cuma menurut saya Agnimon dkk. cukup punya khas. Musuh-musuhnya seperti Royal Knights yang gagah dan warna-warni, Cherubimon mode gelap yang suram walau badannya mbul-mbul, dan Lucemon si musuh terakhir yang berlindung di balik muka polos padahal fallen angel juga jadi sesuatu yang baru.
Eskalasi kemampuan baik kru prajurit spirit maupun musuh mereka terlihat jelas. Dari sisi Takuya dkk., kita bisa lihat tema kerja sama untuk menjadi lebih kuat dibawakan dengan baik. Di sisi musuh, Lucemon pas jadi final boss dengan jurus yang paling beda dan berbahaya, hampir seperti milik karakter game. Saya suka worldbuilding-nya yang mengenalkan DigiCode sebagai unsur penting bersama dengan legenda mistis dunia digital itu. Saya juga suka tiap anak diberi pilihan terlebih dulu untuk akhirnya menjadi the chosens. Jujur awal nonton saya kurang yakin sama dinamika para tokohnya bakal kayak gimana, tapi ternyata mereka KLOP banget! Mereka juga awalnya orang asing, nggak kayak tiga musim sebelumnya yang seenggaknya satu sekolah, tapi bisa saling mendukung dan menjaga.
Soal karakter... kayaknya harus bikin satu postingan lagi saking banyaknya yang ingin saya tulis, tapi intinya penokohannya familier tapi fresh plus mengangkat topik yang belum dibawakan di musim sebelumnya seperti bullying. Nggak tahu kenapa mengikuti perjalanan mereka sampai akhir tuh rasanya kayak disayang (?) dan mau nggak mau ikut sayang sama mereka. Biasanya kalau udah beres binge-watch saya bisa langsung ke seri selanjutnya, tapi buat Frontier saya harus jeda dulu karena nggak mau pisah, nontonnya juga jadi diirit-irit makin ke belakang π (tapi penasaran sama misterinya). Estetikanya, beban emosionalnya, perjalanan alurnya, dialog antartokohnya (Izumi-Takuya manis, Izumi-Kouji bikin doki-doki—selalu lemah sama scene minjemin jaket haha—tapi Izumi-Junpei aaaakkk bisa-bisanya kalian punya adegan heart-to-heart!!!), perkembangan karakternya, ENDING-NYA... Makanya saya beneran bingung pas tahu Frontier banyak yang nggak suka (sedih π₯²) tapi favorit saya biasanya juga yang unpopular hahaha.
Saya bersyukur bisa menikmati seri ini dengan memori baru. Oh, tapi ada satu yang menurut saya kebanyakan fans Digimon bakal setuju. Lagunya enak-enaaak!
Kouji lagi blushing (lagi) hehe. Referensi art piece pop-up store ultah Frontier ke-20 |
• Digimon Adventure 02 (2000) (Bonus)
Sejujurnya, kalau dibilang ini kelanjutan langsung dari 01 sih, nggak. Latarnya tiga tahun setelah Anak Terpilih pertama pulang naik trem ajaib ke dunia manusia. Berarti Joe kelas 9, Taichi-Sora-Yamato kelas 8, Mimi-Koushiro kelas 7, dan Hikari-Takeru kelas 5. Tokoh-tokoh baru, Daisuke, Ken, (kelas 5), Miyako (kelas 6), dan Iori (kelas 4) memberi warna berbeda tapi bisa klop dengan Anak Terpilih sebelumnya. Saya suka ketika Joe—atau Koushiro?—bilang Anak Terpilih selanjutnya lebih baik karena satu orang bisa punya dua emblem, alih-alih cemburu. Dan saya setuju. Dengan cast yang lebih sedikit dan konflik yang tadinya berpusat di digimon jahat menjadi manusia antagonis, evolusi yang bisa dicapai para digimon jadi lebih luas dan beragam, seperti evolusi armor dan jogress (siapa yang baru tahu atau ingat lagi bahwa istilah ini singkatan dari joint progress?) tiga macam.
Sumber: Soundcloud |
Di sini, yang paling khas adalah Anak Terpilih bisa menggunakan gerbang dunia digital tanpa konsekuensi berarti. Ini dimanfaatkan selanjutnya di movie Last Evolution Kizuna yang melibatkan kru 02, berbeda dari 01 yang sampai berat hati mau meninggalkan dunia digital karena takut berpisah dengan digimon mereka. Namun, karena konfliknya di manusia vs manusia, penyelesaiannya pun jadi lebih kompleks. Apa benar manusia-manusia ini sejahat itu atau mereka adalah produk dari sesuatu yang lain? Saya suka banget sama episode 23 yang membahas Ken pasca lenyapnya Digimon Kaiser. Momen-momen begini yang bikin cinta sama franchise ini π₯Ί Lalu eksplorasi hubungan Iori dengan mendiang ayahnya yang berhubungan pula sama antagonis selanjutnya mengarahkan 02 pada ending dengan tujuan berbeda dari 01.
SPEAKING OF ENDING... kenapa harus di-epilog-in begitu, sih??? Jadi riweuh kan, mau buat kelanjutannya hahaha. Kayak PASTI banget masa depan mereka bakal begitu. Saya sudah sering rant tentang ini di Twitter jadi malas mau nulisnya lagi... haha. Intinya di sini Anak Terpilih itu bisa jadi semua anak yang memilih dirinya sendiri untuk percaya bahwa ada digimon yang ditakdirkan untuknya. Kinda like life. Kecuali kenapa Hikari dan Takeru nggak bersama, I refuse to acknowledge that LOL. Bisa-bisanya sering dipasangin malah dikasih akhir friendzone π (looking at you, Toei).
Vibe whimsical dari 01 masih ada di awal, tapi mulai dari tengah kelihatan banget usaha naikin pertaruhan di konfliknya. Beberapa adegan tampar-tamparan saya rasa tidak perlu ya, apalagi sesama cewek, tapi bagaimanapun ini produk Y2K. Kayaknya konsep empat penjaga juga ada di Tamers, ya? Namun, di sini baru dikenalkan dan baru bertemu dengan satu penjaga. Satu lagi yang saya suka dari 02 adalah adanya Daisuke! Dia memang nggak meddling dan brotherly kayak Taichi, dan sering aksi-dulu-mikir-nanti, tapi dia optimistis. Dan ketika dia buru-buru lalu ada yang menegurnya, dia mendengarkan. Beberapa mungkin menganggap dia terlalu sunshine-y, cuma kayak Juri, dia begitu karena dia juga ingin diperlakukan yang sama.
Kalau kamu baca ini buat cari tahu mana yang harus ditonton lebih dulu, saya sarankan dari awal: Adventure 01. Karena musim lain bakal banyak mereferensi musim pertama itu baik dari jenis digimonnya maupun trope khas Digimon yang akan diadaptasi. Setelah itu bisa bebas. Mau lanjut ke 02 bisa, mau dari Savers atau Tamers juga masih masuk kata saya. Saya nonton Savers dulu sebelum Frontier dan masih bisa menyambungkan apa yang diambil dari Frontier di Savers. Akan tetapi, kalau mau ikutin kelanjutan Adventure 01-02 di tri. dan Kizuna, sebaiknya jangan langsung tonton movie itu. Saya nonton tri. sebelum Tamers-Savers-Frontier dan BINGUNG hahaha. Baru paham tentang beberapa hal setelah maraton ini tamat.
Perjalanan saya menyelami dunia digital belum selesai. Masih ada Xros Wars, Appmon, Ghost Game... (banyak benerrr heiii mau sampai berapa iniii). Belum lagi movie 02 yang katanya bakal berseri juga kayak tri.. Tetap saja, yang klasik akan selalu dapat tempat di hati. Terima kasih sudah membaca sepanjang ini, semoga bisa membantu entah bagaimana wkwk. And stan Frontier, y'all.
No comments:
Post a Comment