Monday, April 16, 2018

Un Viaggio Senza Direzione, Una Strada Senza Fine

https://www.instagram.com/p/BhYFXq9nzD_/?taken-by=letterandread

Kau mungkin akan mendengar dongeng ini satu kali, jadi simaklah baik-baik.

Ada sebuah kereta. Dari luar, kereta itu tampak sangat biasa--untuk penumpang, berpendingin udara, ditempatkan di atas rel. Rel itulah yang membuatnya beda, karena ia membentang seolah tanpa ujung, dan menaiki kereta itu sama saja dengan berniat menuju ketidakpastian. Kereta tanpa tujuan.

Apa kau mau menaikinya?

Tanpa sadar, kita pernah berkendara dengan kereta ini. Mungkin sesekali, mungkin pula singkat karena di tengah perjalanan kita jadi tahu yang kita tuju. Ya, bisa saja kereta di atas rel tak berujung ini sesungguhnya membebaskan kita untuk memilih alih-alih menyesatkan. Barangkali awalnya kita hanya melabeli si 'tanpa tujuan' itu sesuatu yang konkrit agar kita bisa punya jawaban saat ditanya ('Hendak ke mana?' 'Oh, mungkin Turin, Italia') tapi kita tahu, di dalam sanubari, kereta ini pasti akan berhenti. Kita tidak akan betul-betul dibawa ke ujung, tetapi mengikuti kebutuhan kita saat itu--entah itu kebebasan berekspresi, pendewasaan, atau cara pandang pada dunia yang berbeda. Kita akan turun di stasiun pemberhentian yang tepat.

Selama perjalanan dengan kereta itu, kita pun menemui banyak hal yang membuat kita ragu: di mana kita harus turun? Kita akan melihat pemandangan di luar jendela yang senantiasa berubah. Ada hujan emas, misalnya, turun dengan damai dan membuat kita bernostalgia. Ada pula terik mentari musim panas, daun-daun jingga musim gugur, lampu natal di atas putihnya salju musim dingin, dan bebungaan yang tumbuh di musim semi. Penumpangnya juga datang silih berganti. Di depan kita, sepasang suami-istri yang sudah kenyang mencicipi asam-manis kehidupan bercerita tentang arti penantian. Grup pertemanan yang asyik mengobrol di kursi seberang menarik perhatian dan membuat kita menyimpulkan bahwa ada yang saling memendam rasa di antara mereka. Seseorang yang sedang senasib mengajak berbincang di restorasi saat makan siang. Dan, pemuda di samping yang ternyata ikut memperhatikan hujan emas yang turun. Masing-masing, para penumpang itu turun satu per satu, dan tak ayal kita merasa kehilangan.

Namun, ketika akhirnya kita sendirian di kereta itu, perlahan kita sadar seberapa jauh lagi kita akan sampai tujuan. Memikirkan itu saja bisa membuat kita tersenyum. Karena, ya, pada akhirnya, kebebasan yang disediakan rel ini berujung pada sebuah keputusan pasti, yaitu menjalani setiap langkah dengan syukur dan penuh harapan.

Dan, di stasiun nanti, kita akan bertemu lagi dengan orang-orang yang mengantar kita, hanya saja dalam keadaan lebih siap dan penuh.

Un viaggio senza direzione--sebuah perjalanan tanpa arah,
Una strada senza fine--sebuah jalan tiada akhir*

Karena hidup sejatinya seperti menaiki kereta tanpa tujuan dengan segala kemungkinannya.


Un Treno Per Non So - Kereta Tanpa Tujuan adalah buku terbaru saya yang terbit 19 Maret 2018 oleh Gramedia Pustaka Utama di bawah lini Teenlit. Untuk info lebih lengkap silakan klik gambar kovernya di tab samping kanan dan akun-akun Instagram berikut:

@lalabook.land

@letterandread

@fahrirasihan

@syiureads

@arial.ratih

Buon viaggio
Semoga perjalananmu menyenangkan 🚂💛 💚💛 💚
*) diambil dari lirik lagu "Un Treno Per Non So" oleh Melody Fall

No comments:

Post a Comment