Wednesday, January 6, 2021

Book Cover Redesign


Dari kemarin judulnya bahasa Inggris melulu, kenapa dah? Haha.

Ya, soalnya kurang sreg aja kalau ditulisnya, 'Proyek Pribadi'. Terus, awal kenapa bisa ada ini kan, juga karena bosan (seperti biasa) dan lagi pengin penyegaran dari maraton nulis Menanti Mentari (karena memang sedang on-going) so nothing serious. Jadi, di sela-sela itu, saya suka mengisinya dengan entah gegambaran di art journal, cari inspo buat DIY, atau fangirling acara realitas dari Jepang, Dorakoi (judul aslinya nggak tahu deh, tapi di Waku Waku namanya ''Sweet Kiss Bitter Kiss"). Terus, dari mana bisa kepikiran ngedesain ulang kover buku?

Dari buku juga. Judulnya Hurufontipografi karya Surianto Rusman.

Setuju kan, kalau buku sumber inspirasi? Ternyata nggak cuma inspirasi yang saya dapat dari buku itu, tapi juga keinginan buat mempraktikkannya. Dan, selain bersyukur karena bisa berjodoh dengan buku sarat ilmu itu, saya juga ingin latihan mendesain sebagai bentuk pengejawantahan setelah membacanya (N.B. punten, kalau gaya bahasa saya berubah di sini dan postingan selanjutnya, harap maklum, ya. Efek nulis baku terus buat naskah kayaknya.).

Singkat cerita, teperciklah ide buat mendesain ulang dua kover buku kontemporer yang saya suka ceritanya (satunya malah saya suka banget) tapi setelah baca sampai habis lalu melihat kover depannya lagi, ternyata vibe yang saya dapat berbeda dari kesan pertamanya. Sebelumnya, mohon maaf, karena ini personal project, jadi hasil yang ada bukan untuk kepentingan apa pun selain portofolio pribadi. Dan maksud saya mendesain ulang ini hanya untuk kepuasan pribadi semata pula. Karena aslinya saya pun suka dengan desain originalnya dan dua-duanya diciptakan dengan sangat baik. Jadi, mohon maaf lagi dan semoga proyek mendesain ulang ini tidak menyinggung siapa pun.

Oh ya, tadinya saya sempat mau ubah jadi mendesain ulang kover buku klasik, secara banyak yang udah public domain. Tapi jujur aja, sedikit sekali novel klasik yang sehati dengan saya. Pas mau desain ini juga pikir-pikir lagi, boleh nggak, sih? Karena akhirnya pertimbangannya hanya untuk pribadi, jadi baiklah, saya coba. Saya juga cuma akan posting hasilnya di sini. Dipikir-pikir, Gagas Media malah pernah bikin kontes desain ulang kover buku terbitannya, berarti nggak apa-apa kan, ya? Ada pula artikel menarik soal redesign kover atau 'Coverflip' yang dicetuskan penulis YA romance Maureen Johnson di sini, dan meski konsepnya lebih spesifik, ternyata buku-buku kontemporer juga bisa ikut serta.

Ya, cukup segitu cerita di baliknya. Sekarang langsung ke desainnya aja, ya.

BOOK COVER REDESIGN - PERSONAL PROJECT ONLY

#1 All is Fair in Love and Game (Adhita Purwitasari)

52693592. sx318 sy475
Kover versi original. Desainer: Sarah Aghnia

Saya langsung check-out buku ini setelah lihat iklannya di IG Elex. Kenapa? Ya, kovernya! Saya juga pernah bikin booklook-nya dan hasilnya festive banget, makeup style kesukaan saya pokoknya wkwk. Lihat shade kuningnya? Dan betapa merah bunga poppy itu tampak pop-up di atas hijau? Pemilihan typeface buat judulnya? (sejak baca Hurufontipografi, saya jadi hati-hati mau nyebut font atau typeface) Semuanya *chef's kiss*. Namun setelah baca, yang awalnya saya kira ceritanya lebih ke art/fairy tale-ish, saya lebih menangkap mood tentang gim yang kental dan warna-warna pastel! Apalagi yang ala-ala cyan-magenta-yellow gitu, dan sedikit agak retro.

Masalahnya, namanya juga interpretasi pembaca, pasti beda-beda. Apalagi ternyata penulisnya sendiri turun tangan dalam desain ini, jadi kayak yang emang udah cocok sama cerita yang ditulis beliau. Plus, kalau lihat portofolio desainernya, beliau memang suka memakai palet warna pastel. Mungkin itu kali ya,  kenapa saya langsung kepikiran pastel? Wkwk. Seakan pemikiran 'pastel' itu masih ada di balik warna-warna cerah ini, dan saya berasa menemukannya.

Lama setelah buku ini habis dibaca, konsep desain itu rupanya masih lekat di pikiran saya. Dan, setelah menghabiskan Hurufontipografi, saya makin bisa melihat desain itu. Jujur, saya masih harus banyak belajar untuk tahu desain ini bisa dikatakan 'layak' atau tidak dari segi desain grafis, tetapi kalau menilik selera, desain ulang yang ini lebih sesuai dengan vibe yang saya dapat dari novelnya.

PROSES DESAIN

Di Photoshop, saya lebih dulu membuat elemen simbol yang ada di konsol gim lawas: segitiga, kotak, bulat, dan X. Itu yang kepikiran pertama kali. Kemudian saya warnai simbol itu dengan empat warna pastel, tetapi akhirnya jadi dua warna saja. Setelah itu, saya bikin simbol hati (karena ini novel Metropop) dan mewarnainya dengan warna kuning (pastel juga).

Saya pindahkan empat simbol itu ke template kover buku dan membuat random pattern yang, setelah jadi, disisipi tanda hati tadi. Setelah itu saya tulis judul dengan typeface ala pixel yang biasa ditemukan di gim lawas pula. Oke, dari tadi saya ambil elemen gim lawas terus, padahal Chronus Studio--tempat dua tokoh utamanya bekerja--membuat gim ponsel. Karena gim ponsel juga dipengaruhi gim-gim lawas, bukan? Hehe. Lagi pula saya kurang dapat feel-nya kalau memakai unsur dari gim ponsel. Ya, memang nyambung sama ceritanya, tapi bukan vibe-nya. Udah ah, ini kali terakhir saya nulis vibe haha.

Oh, kata 'love' dan 'game' sengaja dibedakan, jadi pakai typeface brush script, dan jaraknya berdekatan sehingga dari jauh bisa terbaca 'love game'. Karena yang dialami Anita dan Rimba memang semacam permainan cinta (?) haha. Warnanya juga dibedakan dari kata-kata lainnya.

Sesudah buat desain punggung buku dan kover belakang, baru saya kasih background-nya warna abu-abu muda dan filter noise mirip TV yang salurannya hilang atau sebelum gim lawas loading.

Dan inilah hasilnya.

Kover depan

Kover keseluruhan

Cukup simpel, ya? Tadinya saya mau tambahin ilustrasi cewek-cowok gitu, tapi ternyata kurang cocok. Saya pakai tiga typeface di sini dan tiga warna inti (kecuali background-nya). Hasil akhirnya memang jadi lebih mencolok dibanding konsep pastel di awal, tapi tetap lebih tone down daripada warna di kover original. Kalau mau tahu kesan saya terhadap buku ini, nah, persis desain ulang kovernya :D

#2 Catatan Tentang Hujan (Anindya Frista)

39235303. sy475
Kover versi original. Desainer: Ulayya Nasution, Ilustrasi: Al Fata

Kalau kamu suka baca YA/Teenlit dan belum baca buku ini, ke mana aja? (Ya, nggak ke mana-mana, haha. Maaf ya, garing) Coba deh, pinjam buku ini di iPusnas dulu kalau masih ragu. Saya juga awalnya mengira ini buku puitis 'Fiersa Besari-esque' dari judul, kover, dan blurb, tapi ternyata elemen 'hujan' di sini lebih ke tema angst-nya, dan yang berpengaruh justru ke Fajar dan Senja--sang dua tokoh utama.

Dan, wow, bagus banget. Serius! Page-turning, karakternya well-crafted, teenlit-nya dapet. Sayangnya Senja yang saya bayangkan bukan seperti perempuan di kovernya, dan warna-warni bias mataharilah yang saya tangkap dari buku ini alih-alih tempias hujan. Saya sampai nulis begini di Goodreads: "Mungkin gambar origami bangau di dalam toples dengan dominasi warna jingga? Atau tipografi yang agak-agak nature (?)" untuk ide kovernya karena itu yang buat saya lebih cocok.

Again--this is so subjective and personal! Saya suka nama penulisnya tampak stand out padahal ini novel debut, dan keterbacaannya sangat bagus. Jadi saya akan mengambil elemen itu buat redesign-nya.

PROSES DESAIN

Berbeda dengan buku sebelumnya, walau udah ngide geje di Goodreads, saya nggak langsung mendapatkan konsep yang doable. Jadi, saya berselancar dulu ke laman Wattpad novel ini, berharap menemukan bab 'vote cover' (ada!) lalu melihat empat opsinya. Ternyata pemenang vote di Wattpad bukan kover terpilih atau nomor 4--lihat gambar setelah ini--tapi nomor 3. Saya pribadi juga suka yang itu.

Opsi kover Catatan Tentang Hujan (Sumber: Wattpad penulis)

Dari situ, lumayan lah saya jadi kepikiran mau bikin yang kayak gimana. Saya ambil konsep minimalis dari opsi nomor 3, jadi kalaupun nanti ada ilustrasinya, bakal pakai ilustrasi yang sederhana. Warna latarnya juga saya simpan untuk ide berikutnya.

Selain dari vote cover, saya lalu menggali inspirasi tambahan lewat mantengin kover-kover keluaran Winter 2020 di situs Epic Reads. Kenapa Winter? Karena biasanya novel kontemporer yang bernuansa sendu dan hangat dirilis di periode itu. Karena pengin yang simpel, saya fokus ke kover yang style-nya typography, ceritanya mengangkat tema serupa supaya kebayang unsur apa aja yang bisa diangkat ke kover, dan yang minimalis tapi full color. Dari sini, konsepnya mulai 70% matang.

Nah, ini bagian yang saya suka--memasukkan interpretasi Fajar dan Senja. Memang awalnya saya cuma kepikiran warna jingga untuk ini, tapi setelah cari color palette warna sunrise/sunset di Pinterestsaya mendapatkan warna-warna yang lebih segar dan pas untuk image YA/Teenlit. Saya pilih peach, mauve, biru keabuan, dan hijau tua untuk warna gradasi langit menjelang pergantian waktu. Terus, saya lanjutkan implementasi gradasi itu dengan meng-clipping mask-kan warna-warna tadi ke teks judulnya. Awalnya (lagi), saya sempat bingung mau diapakan ide gradasi ini, walau udah kepikiran mau bikin organically shaped color blocking yang katanya bakal nge-tren di 2021. Ditaruhnya di mana? Jadi latar? Atau warna teks judulnya per kata? Tapi akhirnya saya menempatkan Fajar dan Senja ke dalam teks ber-typeface dry brush all caps untuk kesan tulisan tangan (karena ada unsur menulis puisi di atas kertas) dan solusi dari hand lettering saya yang kurang baik haha. Warna sunrise/sunset-nya sengaja disusun dari terang ke gelap karena ceritanya pun kayak gitu--semakin ke belakang semakin gelap.

Setelah itu, saya tambahkan origami bangau yang berperan penting dalam cerita, serta motif garis-garis di background agar tulisan Hujan-nya nggak kebaca Hutan gara-gara warna hijaunya. Hujan juga jadi waktu yang penting untuk kedua tokoh utamanya. Tapi, saya nggak pengin nunjukkin pakai gambar tetesan hujan banget, cuma bentuk dan maknanya ke arah sana.

Beginilah hasilnya.

Kover depan

Kover keseluruhan

Kover ini buat saya masuk tipe yang pertamanya ragu-ragu, tapi setelah dilihat-lihat lagi jadi yakin hehe. Karena motif background-nya kecil-kecil, saya bikin seamless sampai ke sampul belakang sehingga desain punggung buku lebih simpel dari buku sebelumnya. Ya, menurut penilaian pribadi, hasil desain ini cukup mirip dengan tone dan mood buku yang bisa dilihat dari blurb-nya :D

Penutup

Not gonna lie, this was one fun project! Seru juga lihat bentuk nyata dari ide awang-awang di kepala. Plus, rasanya segar banget bisa melakukan hal menyenangkan sebagai pengalihan sementara dari nulis, huhu.

Syukurnya, ini cuma personal project. Tapi seandainya dua redesign ini buat dicetak betulan, kalau editor, penulis, dan publisisnya juga suka dan setuju, yaaa bagus banget hehe. Bagaimanapun, desainer adalah pekerjaan yang mostly client-based. Kalau nonton video tentang pembuatan kover buku di penerbit luar seperti Penguin atau baca postingan IG dari departemen desainnya Wednesday Books dan Random House, seorang desainer bisa membuat dari dua sampai seratus (!!!) desain untuk satu buku! Belum lagi konsep awal yang ditolak, lalu mengajukan puluhan konsep lagi, hanya untuk kembali ke konsep awal. Hhh, dengarnya aja lelah haha.

Gimana dengan penerbit lokal? Jujur, saya kurang tahu, tapi kalau kamu baca Di Balik Layar 28 Detik dan Un Treno Per Non So, kita bisa lihat bahwa beda penerbit beda pula kebijakannya. Ada juga penerbit yang memperbolehkan penulis mendesain kovernya sendiri. Yang jelas, di zaman foto instagrammable dan belanja daring ini, kover buku sudah menjadi alat penjualan (bagi marketing), bagian dari identitas buku (untuk penulis), dan sesuatu yang layak dikoleksi (buat pembaca). It's more than a face--it's a first impression of a personality. So, thank you, book cover designers for your hard work! Karya-karya kalian telah menambah nilai suatu cerita dengan indah.

Terima kasih sudah membaca postingan ini. Semoga terhibur dan menikmati hasilnya haha. Jadi, kover mana yang paling kamu suka dan kenapa? Apa desain kover buatan saya bikin kamu tertarik baca ceritanya? I'd like to hear your thoughts about it! Semoga harimu menyenangkan dan jangan lupa jaga kesehatan, ya. Stay safe y'all :)

No comments:

Post a Comment